Bismillahirrohmanirrohiim
Islam, itulah harga mati, kesimpulan itu yang didapat dari salah satu kitabnya yang masyhur di dunia pesantren, "kitab kuning", Syarh Sullam al-Tawfiq. Syaikh Nawawi al-Bantani al-Syafi'i, merupakan ulama nusantara yang mendunia (asli Banten), ia dijuluki sebagai Sayyid Ulama Al-Hijaz(tokoh ulama Hijaz), beliau wafat di Mekkah tahun 1316 H, (versi lain menyebutkan tahun 1314 H/1897 M).
Kitab-kitabnya merupakan salah satu rujukan di dunia pesantren, beliau pun tak kelu untuk menegaskan wajibnya menegakan Dinul Islam, akidah syari'ah, dan berpegang teguh padanya hingga maut menjemput, dan konsisten menegakkan hukum-hukum syari'ah Islam dalam kehidupan dalam maqalahnya:
(يجب) وجوبًا محتمًا (على كافة المكلفين) أي جميعهم (الدخول في دين الإسلام) وهو شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدًا رسول الله، والإقرار بما جاء به من عند الله. (والثبوت) أي الملازمة (فيه على الدوام) أي بلا انقطاع إلى الموت على الإسلام. عن علي رضي الله عنه أنه قال: تمام النعمة الموت على الإسلام.
"(Wajib) dengan kewajiban yang pasti (atas seluruh orang yang mukallaf (dikenal taklif kewajiban) yakni seluruhnya (masuk ke dalam Dinul Islam) yakni ikrar bahwa tiada sesembahan kecuali hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan membenarkan segala hal yang datang dari sisi Allah (al-tsubut) yakni konsisten (di dalam hal tersebut secara konsisten) yakni tidak pernah melepaskan Islam hingga maut menjemput. Dari Ali bin Abi Thalib r.a.: Sesempurnanya kenikmatan adalah mati dalam keadaan Islam."
Syaikh Nawawi pun merinci:
(والتزم) أي قبول (ما) أي شيء (لزم) أي ثبت (عليه) أي كافة المكلفين (من الأحكام) وهي ما بينه الله تعالى لنا على لسان نبيه مما يتعلق بأفعال المكلفين، وهو الواجب والسنة والمباح والمكروه والحرام
"...Dan (berpegang teguh) yakni menerima (apa-apa) yakni hal (lazim) yakni yang ditetapkan (atasnya) yakni atas seluruh orang yang mukallaf (berupa hukum-hukum) yakni apa-apa yang Allah jelaskan kepada kita melalui lisan Nabi-Nya berupa hal.