Lima Keutamaan Membantu Orang Lain Menurut Al-Ghazali


orang yang suka menolong


FAMILY UNITED SYARIAH– Manusia sebagai makhluk sosial secara naluriah pasti membutuhkan orang lain. Tidak ada satu pun manusia yang ingin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Ia tidak akan dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan hidup jika tanpa bantuan orang lain.


Anjuran saling tolong-menolong dijelaskan dalam Al-Qur’an, seperti firman Allah Swt.:


وَتَعَاوَنُوْا عَلَی الْبِرِّ وَالتَّقْوی


“Tolong menolong lah kalian atas kebaikan dan taqwa” (Al-Maidah: 2)


Aktivitas tolong menolong dalam kebaikan akan menimbulkan hubungan timbal balik yang positif. Di sisi lain, tolong menolong merupakan manifestasi dari keteraturan sosial. Di samping itu ada fadilah atau keutamaan yang harus diketahui oleh umat manusia.


Keutamaan membantu orang lain menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Mukasyafatul Qulub adalah sebagai berikut.


Pertama, akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berperang membela kedaulatan agama. Sabda Nabi:


مَنْ مَشٰی فِی عَوْنِ اَخِيْهِ وَمَنْفَعَتِهِ فَلَهُ ثَوَابُ الْمُجَاهِدِينَ فِی سَبِيْلِ اﷲِ.


“Barang siapa yang berjalan dalam rangka menolong dan memberikan manfaat kepada saudaranya maka ia mendapatkan pahala seperti pahalanya Mujahidin di sabilillah”.


Kedua, mendapatkan pembebasan dari siksa neraka dan nifaq. Seperti sabda Nabi:


مَنْ سَعٰی لِاَخِيْهِ الْمُسْلِمِ فِی حَاجَۃٍ  فَقُضِيَتْ لَهُ اَوْ لَمْ تَقْضِ غَفَرَ اﷲ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَاَخَّرَ وَكَتَبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ, بَرَاءَۃٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَۃٌ مِنَ النِّفَاقِ


“Barang siapa yang berjalan dalam rangka membantu kebutuhan saudaranya yang muslim baik kebutuhan/hajatnyass terlaksana maupun tidak terlaksana maka Allah mengampuni dosa-dosa yang terdahulu maupun yang akan datang, dan Allah mencatat baginya dua pembebasan, yaitu pembebasan dari neraka dan pembebasan dari nifaq”.


Ketiga, setiap langkah dibalas dengan tujuh puluh kebaikan dan dijauhkan dari tujuh puluh kejelekan. Berdasarkan sabda Nabi:


مَنْ مَشٰی فِی حَاجَۃِ اَخِيْهِ الْمُسْلِمِ كَتَبَ اﷲ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَۃٍ سَبْعِينَ خَسَنَۃ وَكَفَرَ عَنْهْ سَبْعيْنَ سَيِّاءۃ. . . . .


“Barang siapa yang berjalan dalam rangka memenuhi hajat saudaranya yang muslim maka setiap satu langkah akan dibalas dengan tujuh puluh kebaikan dan dijauhkan dari tujuh puluh kejelekan. . . “


Keempat, dosa-dosanya dihapus seperti bayi yang baru lahir, seperti sabda Nabi:


فَاِنْ قُضِيَتْ حَاجَتُهُ عَلٰی يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ. . . .


“. . . . Jika ia melaksanakan hajat (saudaranya) maka ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya”.


Kelima, jika ia meninggal dalam keadaan ia membantu orang lain maka ia masuk surga tanpa hitungan amal. Hal ini berdasarkan sabda Nabi:


فَاِنْ مَاتَ فِی خِلَالِ ذٰلِكَ دَخَلَ الْجَنَّۃَ بِغَيْرِ حِسَابٍ. . . .


“Maka jika ia meninggal dalam keadaan (membantu saudaranya) tersebut maka ia masuk surga tanpa hisab”.


Dengan demikian marilah kita saling membantu dan saling tolong-menolong antar sesama manusia khususnya sesama muslim dalam berbagai urusan dunia maupun urusan akhirat karena semua itu jika diniati ikhlas lillahi ta’ala maka akan menjadi tambahan nilai ibadah. Wallahualam

Tag : SYARIAH
Back To Top